Jenis-Jenis Motor Starter

Jenis-Jenis Motor StarterKarena mesin mobil tidak bisa berputar dengan sendirinya, maka dibutuhkan tenaga dari luar untuk mengengkol / memutar dan membantunya untuk hidup. Sistem starter inilah yang berfungsi sebagai penggerak awal mesin kendaraan.

Pada umumnya, sekarang mesin mobil menggunakan motor starter elektrik,
motor starter mulai bekerja ketika ada aliran listrik yang menuju ke motor starter. Motor starter elektrik ini dikombinasikan dengan magnetic switch untuk mendorong pinion gear yang berputar kedalam atau keluar.

Ketika motor starter berputar maka motor starter ini akan menggerakkan pinion gear. Selanjutnya akan menggerakkan fly wheel agar mesin dapat hidup pertama kali. Ketika mesin sudah hidup sepenuhnya maka motor starter sudah tidak dibutuhkan lagi untuk memutarkan fly wheel.

Motor starter harus dapat membangkitkan momen puntir yang besar dari sumber tenaga baterai / aki yang terbatas. Pada waktu yang bersamaan harus ringan dan kompak. Oleh karena itu dipergunakanlah motor starter elektrik DC (direct current).

Kecepatan putar minimum yang diperlukan untuk menghidupkan mesin berbeda tergantung pada konstruksi dan kondisi operasinya tetapi pada umumnya 60 sampai dengan 90 rpm untuk mesin bensin, 80 sampai 200 untuk mesin diesel tanpa menggunakan pemanas, 60 sampai 140 mesin diesel dengan pemanas.

Baca Juga :

Berikut Ini 3 Jenis Motor Starter



1. Motor Starter Konvensional

Motor Starter Konvensional
Mekanisme motor starter jenis konvensional merupakan yang paling sederhana jika dibandinhkan dengan jenis motor starter lainnya. Karena motor starter konvensional tidak mengunakan gear dan
komponen tambahan lainnya untuk memperbesar momen puntir.

Motor starter jenis ini merupakan jenis pertama digunakan pada mobil - mobil keluaran lama, tetapi saat ini motor starte konvensional juga banyak digunakan pada mobil Pick up, niaga dan MPV atau mobil dengan kapasitas cc mesin yang kecil. 


2. Motor Starter Gear Reduction

Motor Starter Gear Reduction
Motor starter jenis gear reduction umum nya digunakan pada kendaraan - kendaraan besar seperti Truck dengan kapasitas mesin lebih dari 5000 cc. Jika dilihat dari bentuknya, motor stater gear reduksi ini akan lebih besar dibanding dua jenis motor starter lainnya.

Motor starter jenis gear reduction ini memiliki konstruksi yang lebih rumit dibandingkan dengan motor starter jenis konvensional. Poros armature pada motor starter jenis gear reduction tidak langsung terhubung dengan pinion gear, tetapi menggunakan tambahan roda-roda gigi reduksi untuk memutarkan pinion gearnya.

Khusus untuk motor starter tipe gear reduction ini dilengkapi dengan beberapa roda gigi reduksi dan roda gigi ekstra (idle gear) yang digunakan untuk memperlambat putaran motor guna meningkatkan tenaga puntir yang dihasilkan dan memindahkan putaran tersebut ke pinion gear. 

Hal tersebut dikarenakan memang fungsi utamanya dari motor starter ini perlu mengeluarkan tenaga puntir yang besar untuk digunakan memutar komponen -komponen mesin pada kendaraan berkapasitas besar dengan komponen mesin yang juga besar dan lebih berat.

3. Motor Starter Planetary Gear

Motor Starter Planetary Gear
Sekilas bentuk dari motor starter jenis planetary gear ini terlihat mirip dengan motor starter jenis konvensional. Tetapi menjadi berbeda jika dilihat dari suara dan momen puntir yang dihasilkan oleh motor starter jenis planetary gear ini.

Motor stater jenis planetary gear memiliki suara dan momen puntir yang lebih halus tetapi tetap bertenaga. Sehinga motor starter jenis ini banyak digunakan pada mobil - mobil kelas menengah keatas yang dengan kapasitas mesin level menengah.

Mekanisme yang terdapat pada motor starter jenis ini terbilang lebih kompleks dibanding motor starter konvensional. Karena pada motor stater ini ditambahkan planetary gear (roda gigi yang didesain seperti lintasan dan susunan planet di angkasa) .

Fungsi utama planetary gear ini untuk mengkonversi putaran yang dihasilkan oleh armature sebelum menuju pinion gear. Perbandingan putaran yang dihasilkan dari armature ke pinion gear umumnya berkisar 5 : 1, yang berarti 5 kali putaran armature akan menghasilkan 1 putaran pinion gear.