Cara Membaca Hasil Uji Emisi Gas Buang Kendaraan - Melakukan uji emisi gas buang memang semestinya wajib dilakukan secara rutin oleh para pemilik kendaraan bermotor, karena melakukan uji emisi gas buang sebenarnya membawa manfaat. Intinya dengan melakukan uji emisi gas buang bisa membuat pemilik mengetahui kondisi atau masalah yang dialami oleh mesin. Saat uji emisi dan gas buang, ada sejumlah parameter kandungan emisi gas buang yang keluar yaitu seperti :
Sedangkan gas HC menunjukkan bahan bakar yang tidak terbakar. Selain itu fungsi lain tentu akan mengirit bahan bakar serta mengoptimalkan tenaga mesin mobil. Selanjutnya lingkungan akan sehat karena udara bersih. Dan yang terakhir kerusakan pada bagian-bagian mesin mobil dapat diketahui sedini mungkin.
Untuk mobil-mobil keluaran baru yang dipasarkan di Indonesia saat ini sudah memiliki standar emisi EURO 4 untuk mobil bermesin bensin. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri LHK No.P. 20 Tahun 2017 Tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor roda 4 atau lebih Tipe Baru Katagori M, N dan O untuk pelaku industri.
Standar emisi Euro 4 disebutkan untuk kendaraan baru jenis kendaraan penumpang katagori M seperti sedan, SUV dan MPV berbahan bakar bensin dengan Gross Vehicle Weight (GVW), ambang batas maksimal emisi sama atau kurang dari 2,5 ton adalah CO 1.0 gram/km, HC 0.1/km, dan Nox 0.08/km.
Hal yang sama juga diberlakukan untuk GVW bahan bakar LPG. Sedangkan untuk kendaraan bahan bakar diesel CO 0,5 gram/km, Nox 0,25/km, PM 0.025 gram/km. Sebelum dikeluarkannya peraturan baru ini, standar ambang emisi kendaraan di Indonesia menggunakan standard Euro 2.
Berdasarkan data, ambang batas maksimal emisi untuk standar Euro 2 bagi jenis kendaraan penumpang dengan bahan bakar bensin atau gas adalah, NO sebesar 2,2 gram per km, HC + Nox 0,5 gram per km. Kendaraan jenis yang sama dengan bahan bakar diesel, ambang batas emisinya CO 1.0 gram per km, HC+NOx 1.0 gram per km dan PM 0,1 gram per kilo meter.
- CO (%)
- HC (ppm)
- CO² (%)
- O² (%)
- Lambda (λ)
- AFR (Air Fuel Ratio)
Sedangkan gas HC menunjukkan bahan bakar yang tidak terbakar. Selain itu fungsi lain tentu akan mengirit bahan bakar serta mengoptimalkan tenaga mesin mobil. Selanjutnya lingkungan akan sehat karena udara bersih. Dan yang terakhir kerusakan pada bagian-bagian mesin mobil dapat diketahui sedini mungkin.
Untuk mobil-mobil keluaran baru yang dipasarkan di Indonesia saat ini sudah memiliki standar emisi EURO 4 untuk mobil bermesin bensin. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri LHK No.P. 20 Tahun 2017 Tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor roda 4 atau lebih Tipe Baru Katagori M, N dan O untuk pelaku industri.
Standar emisi Euro 4 disebutkan untuk kendaraan baru jenis kendaraan penumpang katagori M seperti sedan, SUV dan MPV berbahan bakar bensin dengan Gross Vehicle Weight (GVW), ambang batas maksimal emisi sama atau kurang dari 2,5 ton adalah CO 1.0 gram/km, HC 0.1/km, dan Nox 0.08/km.
Hal yang sama juga diberlakukan untuk GVW bahan bakar LPG. Sedangkan untuk kendaraan bahan bakar diesel CO 0,5 gram/km, Nox 0,25/km, PM 0.025 gram/km. Sebelum dikeluarkannya peraturan baru ini, standar ambang emisi kendaraan di Indonesia menggunakan standard Euro 2.
Berdasarkan data, ambang batas maksimal emisi untuk standar Euro 2 bagi jenis kendaraan penumpang dengan bahan bakar bensin atau gas adalah, NO sebesar 2,2 gram per km, HC + Nox 0,5 gram per km. Kendaraan jenis yang sama dengan bahan bakar diesel, ambang batas emisinya CO 1.0 gram per km, HC+NOx 1.0 gram per km dan PM 0,1 gram per kilo meter.
Cara Membaca Hasil Uji Emisi Gas Buang Yang Dihasilkan Kendaraan Bermotor
Print Out Hasil Uji Emisi |
1. Hidrokarbon (HC)
Bensin adalah senyawa hidrokarbon, jadi setiap HC yang didapat di gas buang kendaraan menunjukkan adanya bensin yang tidak terbakar dengan sempurna dan terbuang bersama sisa pembakaran. Apabila suatu senyawa hidrokarbon terbakar sempurna (bereaksi dengan oksigen) maka hasil reaksi pembakaran tersebut adalah karbondioksida (CO2) dan air (H2O).
2. Carbon Monoksida (CO)
3. Karbon Dioksida (CO²)
4. Oksigen (O²)
5. AFR (Air Fuel Ratio)
Berikut pengaruh komposisi AFR pada kinerja mesin :
Campuran Miskin :
- Tenaga mesin berkurang
- Terkadang terjadi detonasi
- Konsumsi bensin irit
Campuran Ideal :
- Kondisi paling ideal
Campuran Kaya :
- Bensin agak boros
- Tidak terjadi detonasi
- Mesin lebih bertenaga