Jenis - Jenis Kopling Pada Kendaraan Beserta Penjelasannya

Jenis - Jenis Kopling Pada Kendaraan Beserta Penjelasannya - Fungsi kopling pada kendaraan secara umum adalah untuk memindahkan tenaga yang dihasilkan dari putaran mesin menuju ke transmisi secara halus. Kopling yang digunakan pada kendaraan mobil atau motor ada berbagai jenis. Apa saja?

Jenis-Jenis Kopling


A. Jenis kopling Berdasarkan Kondisi Kerjanya

1. Kopling Basah (Wet Clutch)

Kopling basah adalah jenis kopling yang terendam oleh oli, untuk kopling basah biasanya banyak digunakan untuk sepeda motor. Kopling basah konstruksinya berada di dalam mesin dan turut terendam oleh oli atau pelumas. 

Kopling jenis ini dapat sering jumpai di motor jenis matic. Kopling basah memiliki beberapa keunggulan seperti :
  • Kondisi kopling bersih. Karena posisi kopling yang tertutup dan terlindungi dari faktor luar yang bisa mengganggu kinerja kopling itu sendiri.
  • Kopling lebih awet karena terlumasi oleh pelumas/oli .
  • Tidak menimbulkan suara yang berisik saat dioperasikan.

2. Kopling Kering (Dry Clutch)

Kopling kering sebaliknya, artinya tidak terendam oli dan digunakan untuk motor bebek, sport dan pad mobil juga menggunakan jenis kopling kering. Kopling kering juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut kelebihan dari kopling kering :
  • Sistem kerjanya tidak menggunakan pelumas sehingga tidak akan terjadi slip.
  • Daya cengkram lebih erat dan lebih bagus dibandingkan dengan kopling basah.
  • Mudah dikontrol karena keberadaannya ada di luar mesin.
  • Kemungkinan terjadinya power loss rendah.
  • Lebih responsif.
  • Part pada kopling kering lebih mudah diganti-ganti dan memiliki beragam aksesoris.

B. Jenis Kopling Berdasarkan Cara Kerjanya

1. Kopling Magnet (Magnetic Clutch)

Dinamakan kopling magnet karena untuk melakukan pemindahan daya adalah dengan memanfaatkan gaya magnet. Magnet yang digunakan adalah magnet remanent yang dibangkitkan dengan mengalirkan arus listrik ke dalam sebuah lilitan kawat pada sebuah inti besi.

Listrik yang dibangkitkan atau tersedia dikendaraan adalah listrik arus lemah sehingga magnet yang dibangkitkan tidak cukup kuat untuk dijadikan sebagai kopling pemindah daya utama. Kopling jenis ini kebanyakan hanya  digunakan sebagai kopling pada kompresor air conditioner (AC).

2. Kopling Gesek (Friction Clutch)
Dinamakan kopling gesek (Friction Clutch) karena untuk melakukan pemindahan daya dengan memanfaatkan gaya gesek yang terjadi antara bagian penggerak dengan yang akan digerakan.  Gaya gesek juga digunakan untuk kopling pada posisi terhubung atau terputus.

Konsep kopling ini banyak dipergunakan pada sistem pemindah tenaga kendaraan, khususnya pada kendaraan ringan seperti, sedan dan mobil penumpang lainnya. Kopling gesek yang digunakan pada mobil merupakan tipe kopling kering, dinamakan kopling kering karena pelat kopling tidak terendam dengan oli mesin. Kopling gesek yang ini dibagi menjadi beberapa kategori.

3. Kopling Satu Arah (One Way Clutch)
Kopling satu arah merupakan kopling otomatis yang memutus dan menghubungkan poros penggerak (driving shaft) dan yang digerakkan (driven shaft) tergantung pada perbandingan kecepatan putaran sudut dari poros - poros tersebut.

Jika kecepatan driving lebih tinggi dari driven, kopling bekerja menghubungkan driving dan driven. Jika kecepatan driving lebih rendah dari driven, kopling bekerja memutuskan driving dan driven. Ada dua jenis one way clutch yakni sprag type dan roller type.

4. Kopling Hidrolik (Hydraulic Clutch)

Pada kendaraan ringan mobil bertransmisi otomatis tidak dijumpai pedal kopling, perpindahan ke gigi yang lebih tinggi atau yang lebih rendah dilakukan secara otomatis, sesuai dengan besarnya penekanan pada pedal akselerator dan kecepatan kendaraan.

Sesuai namanya, kopling hidrolik adalah kopling yang bekerja dengan sistem hidrolis. Kopling ini mengandalkan cairan minyak. Minyak akan ditempatkan pada wadah yang berputar sehingga minyak akan tersalurkan.

Biasanya, kopling hidrolik digunakan oleh mobil matic. Tiga komponen utamanya adalah pump impeller yang berfungsi sebagai pompa pembangkit tenaga hidrolis, terletak di dalam fluida. Lalu, turbin runner sebagai penangkap tenaga dari hidrolis fluida, dan stator sebagai pengatur aliran sehingga tidak ada aliran yang berlebihan/kekurangan. Stator bertugas untuk memastikan torsi bekerja dengan presisi.

C. Jenis Kopling Berdasarkan Jumlah Plat Koplingnya

1. Kopling Plat Tunggal (Single-Plate Clutch)

Kopling pelat tunggal adalah unit kopling dengan bidang gesek berbentuk piringan / disk yang hanya menggunakan satu piringan kopling, Kopling gesek pelat tunggal banyak digunakan pada kendaraan ringan seperti mobil. Komponen - komponen kopling gesek pelat tunggal secara bersamaan membentuk kopling set (clutch assembly).

2. Kopling Plat Ganda (Double-Plate Clutch)
Kopling pelat ganda tipe diafragma spring

Kopling pelat ganda adalah unit kopling dengan bidang gesek berbentuk piringan / disk yang menggunakan lebih dari satu piringan kopling. Konstruksi kopling gesek pelat ganda menggunakan dua jenis plat, yaitu plat gesek dan pelat kopling. 

Plat gesek tanpa lapisan kanvas, seluruhnya dari logam. Sedangkan plat kopling pada bagian yang bersentuhan dengan pelat gesek dilapisi dengan kanvas pada kedua sisinya. Jumlah dan lebar pelat sangat ditentukan besarnya tenaga yang akan dipindahkan.

3. Kopling Plat Banyak (Multi-Plate Clutch)

Kopling plat banyak adalah suatu kopling yang terdiri dari plat gesek (friction plate) dan plat yang digerakkan (plain plate) lebih dari satu pasang. Kopling tipe ini lebih sering ditemui pada sepeda motor.

D. Jenis Kopling Berdasarkan Tipe Pegas Penekannya

1. Kopling Tipe Pegas Diafragma (Diaphragm Spring Clutch) 
Kontruksi kopling yang menggunakan clutch cover tipe pegas diafragma

Kopling ini lebih dikenal dengan nama kopling diafragma, dinamakan kopling diafragma sebab clutch cover atau rumah koplingnya menggunakan pegas tipe diafragma. Pegas diafragma ini berbentuk seperti piringan, dengan bagian tengahnya dibelah - belah seperti sirip.

Untuk komponen dan kontruksi kopling tipe pegas diafragma ini tetap sama seperti jenis kopling mobil lainnya yaitu, adanya pressure plate (plat penekan) dan kampas kopling. Yang membedakan hanya pada bagian clutch cover atau rumah koplingnya saja yang menggunakan pegas tipe diafragma.

Kelebihan kopling tipe pegas diafragma ini, karena pegasnya yang hanya ada satu maka saat kondisi pegas diafragmanya sudah melemah kondisi penekanan pegas ke pelat penekan akan tetap sama, hasilnya tekanan dari pelat penekan ke kampas kopling dapat tersalurkan secara merata, sehingga terhindar dari kemungkinan kopling selip.

Sedangkan kelemahan kopling tipe pegas diafragma ini adalah karena jumlah pegas kopling tipe diafragma hanya ada satu, maka tekanan yang dihasilkan tidak lebih kuat dibandingkan kopling tipe pegas koil (coil spring cluth). Untuk itu kopling tipe ini hanya cocok untuk mobil berbeban ringan seperti sedan atau mobil MPV seperti avanza, xenia, innova dan lain sebagainya.

2. Kopling Tipe Pegas Koil (Koil Spring Clutch)
Kontruksi kopling yang menggunakan clutch cover tipe pegas koil

Kopling pegas koil (coil spring clutch) / kopling pegas spiral menggunakan pegas tipe koil / spiral untuk konstruksi rumah koplingnya. Untuk komponen lainnya tetap sama yaitu menggunakan kampas kopling dan plat tekan. Pegas kopling tipe ini sangat banyak, tergantung pada ukurannya.

Pegas kopling yang banyak ini membuat kekuatan pegasnya sangat kuat untuk menekan, untuk itulah tipe ini sangat cocok digunakan untuk mobil dengan daya angkut berat, seperti truk. Selain itu kopling tipe pegas koil juga diaplikasikan pada sepeda motor dengan menggunakan pegas tipe koil / spiral.

Tapi kelemahan tipe ini adalah pegas yang banyak ini jika ada satu pegas lemah atau patah dapat membuat kopling jadi mudah selip. Tetapi selama kondisi semua pegas bagus, maka penekannya tetap rata dan sangat kuat.

E. Jenis Kopling Berdasarkan Metode Penggeraknya

1. Sistem Penggerak Kopling Sentrifugal

Tipe kopling berdasarkan cara metode penggeraknya yang pertama adalah kopling sentrifugal. Kopling ini akan dapat menghubungkan poros penggerak ke poros yang digerakan dengan mengandalkan gaya senftrifugal.

Dimana ketika putaran mesin semakin besar, maka akan semakin erat atau kencang juga cengkraman kopling untuk mengikat dua bagian poros tersebut. Sebaliknya ketika putara mesin melemah, maka cengkraman kopling pun akan ikut melemah sehingga dapat terputus.

2. Sitem Penggerak Kopling Mekanik

Komponen Penggerak Kopling Mekanis

Komponen pada sistem pernggerak kopling mekanik terdiri dari :
  • Pedal kopling dan tuas pembebas
  • Kabel pembebas kopling
  • Garpu pembebas Bantalan pembebas

Jenis kopling mekanik ini lebih banyak temui pada sepeda motor. Cirinya, sistem mekanik menggunakan kabel kawat untuk menghubungkan pedal menuju kopling.

Keuntungan dari sistem mekanik ini adalah tidak perlu memikirkan kebocoran fluida atau masuk angin. Tetapi kekurangan sistem ini, kawat merupakan jenis logam yang dapat memuai. Sehingga perlu dilakukan penyetelan agar saat digunkan dapat berlangsung dengan nyaman.

3. Sistem Penggerak Kopling Hidrolik
Komponen Penggerak Kopling Hidrolis

Pada sistem penggerak kopling hidrolik, ada tiga komponen utama yaitu :
  • Master silinder 
  • Silinder pembebas 
  • Pedal kopling

Jenis kedua, sudah menggunakan sistem hidrolik atau hidrolis seperti pada sistem rem. Cara kerjanya pun mirip cara kerja sistem rem hidrolik. Koplinh hidrolik juga sudah dapat diaplikasikan pada sepeda motor.

Kelebihan dari sistem ini adalah lebih efektif dan responsif karena tidak perlu mengkhawatirkan pemuaian seperti kawat. Tetapi sistem hidrolis lebih sensitif khusunya saat ada udara didalam sistem. Sehingga perawatan juga tidak boleh ketinggalan.