Cara Menggunakan AVOmeter / Multimeter Analog - Avometer analog merupakan salah satu alat ukur elektrik. Avometer atau multimeter berfungsi untuk mengukur besaran listrik yang terdapat pada sebuah rangkaian kelistrikan seperti tegangan listrik, arus listrik dan tahanan listrik (hambatan).
AVO merupakan singkatan dari Ampere Volt Ohm, jadi avometer analog ini hanya dapat mengukur 3 macam besaran listrik. Sebelum mengetahui cara menggunakan avometer harus paham terlebih dahulu tentang cara memposisikan saklar pemilih (selektor) dan cara pemilihan batas ukur yang terdapat di avometer
1. ACV
Saat saklar pemilih diarahkan ke ACV (AC Volt) artinya avometer dapat digunakan untuk mengukur tegangan AC (tegangan bolak-balik) dengan satuan volt. Batas ukur ACV sebagai berikut :
- 10
- 50
- 250
- 1000
Contoh tegangan AC seperti pada tegangan listrik PLN, tegangan output trafo daya, tegangan generator listrik, dll. Pastikan selalu saat memilih batas ukur nilainya harus lebih besar dari nilai tegangan yang akan diukur, sebagai contoh :
- Saat akan mengukur listrik PLN dengan nilai tegangan 220 Volt maka batas ukur yang digunakan 250 ACV.
2. DCV
Saat saklar pemilih diarahkan ke DCV (DC Volt) artinya adalah tegangan DC atau tegangan searah dengan satuan volt. DCV digunakan untuk mengukur semua sumber tegangan DC (tegangan searah) seperti baterai, charger handphone, aki, dll. Angka batas ukur pada DCV yaitu sebagai berikut :
- 2.5
- 10
- 50
- 25
- 1000
Saat memilih batas ukur nilainya harus lebih besar dari nilai tegangan yang akan diukur, sebagai contoh :
- Saat akan mengukur baterai dengan tegangan 1,5 Volt maka batas ukur yang digunakan 2.5 DCV.
- Saat akan mengukur output tegangan charger handphone 5 Volt maka batas ukur yang digunakan 10 DCV.
- Saat akan mengukur aki motor atau mobil dengan tegangan 12 V maka batas ukur yang digunakan 50 DCV.
3. DCmA
Jika multimeter tertulis DCmA maka itu adalah lambang untuk arus listrik DC dalam satuan Ampere (A), mili ampere (mA) dan mikro ampere (µA). Batas ukurnya mulai dari yang terkecil yaitu 50 µA, 2.5 mA, 25 mA, dan tertinggi 0,25 A. Pengukuran DCmA bisa digunakan untuk mengukur arus listrik batre, atau arus listrik pada rangkaian elektronika.
4. Ω
Jika avometer terdapat "Ω" artinya adalah simbol Ohm yang merupakan satuan dari hambatan listrik. Ohm meter dapat digunakan untuk mengukur nilai hambatan resistor, mengukur hambatan kabel, mengecek kabel putus atau tidak. Batas ukur yang tertulis pada Ohm meter terdiri dari sebagai berikut :
- X1
- X10
- X100
- X1K
- X10K
Tulisan "X" tersebut merupakan simbol perkalian, fungsinya untuk mengalikan angka yang ditunjuk jarum dengan faktor pengali yang dipilih saklar. Sebagai contoh :
- Saat jarum menunjuk angka 30 dan saklar pemilih menunjuk X1K maka hasilnya bukan 30 ohm akan tetapi 30X1K = 30 KΩ atau 30 kilo ohm.
5. Buzz
Tidak semua avometer analog terdapat "BUZZ", jika pada avometer/multimeter teradapat tulisan BUZZ artinya adalah Buzzer (mendengung/mendenging). Buzzer dapat mengeluarkan bunyi saat kabel probe merah dan hitam disatukan atau dihubung singkat. Buzz juga dapat digunakan untuk mengecek kabel probe apakah masih baik atau sudah putus.
Fitur ini juga bisa untuk mengecek putus atau tidaknya kabel listrik. Buzzer ini juga bisa untuk mengecek jalur PCB nyambung atau tidak, atau PCB tersebut terjadi short atau tidak. (catatan: saat menggunakan Buzz sebagai alat ukur putus atau tidaknya kabel listrik maka pastikan sumber listrik sudah putus atau sudah dimatikan).
Cara Menggunakan Avometer / Multimeter Analog
1. Cara Mengukur Tegangan AC (AC Volt)
- Arahkan selektor ke ACV
- Kalibrasi jarum penunjuk jika tidak menunjukan angka nol, putar sekrup pengatur jarum menggunakan obeng min (-) / tespen.
- Pilih batas ukur dengan nilai lebih besar dari nilai tegangan benda yang diukur.
- Sebagai contoh jika hendak mengukur tegangan PLN sebesar 220 Volt maka arahkan selektor ke ACV 250. Tetapi, jika tidak mengetahui besarnya tegangan yang akan diukur maka pilihlah batas ukur yang tertinggi untuk menghindari terjadi kerusakan pada alat ukur.
- Hubungkan kedua kabel probe (test lead) avometer ke terminal tegangan AC yang akan diukur. Untuk tegangan AC tidak ada polaritas negatif (-) dan positif (+). Jadi pemasangan kabel probe merah dan hitam boleh di bolak-balik.
Mengukur Tegangan Listrik PLN |
- Terakhir baca skala hasil pengukuran
2. Cara Mengukur Tegangan Listrik DC (DC Volt)
- Arahkan selektor ke DCV
- Untuk menghindari kerusakan pada alat ukur, selalu pilih batas ukur dengan nilai yang lebih besar dari nilai tegangan yang akan diukur.
- Sebagi contoh jika akan mengukur tegangan aki sebesar 12 Volt maka arahkan selektor ke DCV dengan batas ukur 50. Tetapi, jika tidak mengetahui besarnya tegangan yang akan diukur, maka selalu pilih batas ukur yang tertinggi untuk menghindari terjadi kerusakan pada alat ukur.
- Saat menggukur tegangan DC, pemasangan kedua kabel probe tidak boleh terbalik (jka pemasangan probe salah maka hasil pengukuran tidak akurat dan dapat menyebabkan avometer cepat rusak), pasang probe merah positif (+) dan hitam negatif (-). Pemasangan yang benar dapat dilihat pada gambar berikut :
Mengukur Tegangan Baterai / Aki |
- Terakhir baca hasil pengukuran
3. Cara Mengukur Arus Listrik DC (DC Ampere)
- Arahkan selektor ke DCmA
- Pilih skala sesuai perkiraan arus yang ingin diukur.
- Apabila arus yang diukur sebesar 100mA, putar saklar selektor ke 300mA atau 0.3A.
- Jika arus yang diukur melebihi skala yang dipilih, maka fuse atau sekering yang ada dalam multimeter akan putus dan harus kita ganti sebelum bisa digunakan kembali.
- Putuskan jalur power supply yang tersambung ke beban.
- Hubungkan probe multimeter ke terminal jalur yang diputuskan.
- Probe merah dihubungkan ke tegangan positif dan probe hitam ke input tegangan beban atau rangkaian yang akan diukur.
- Baca hasil pengukuran pada display.
4. Cara Mengukur Hambatan Listrik (Ohm/Ω) Atau Mengukur Resistor
- Atur Posisi Saklar Selektor ke Ω (Ohmmeter).
- Satukan kedua kabel probe
- Setelah itu perhatikan papan skala dan pastikan jarum penunjuk berada tegak lurus degan angka nol di skala Ohm. Jika belum tegak lurus maka putar knob pengatur nol ohm (zero ohm adjusting).
- Pilih batas ukur sesuai dengan perkiraan nilai ohm yang akan diukur diawali dengan tanda “X” yang artinya adalah “Kali”.
- Hubungkan kedua probe ke kaki resistor, tidak ada polaritas, jadi boleh terbalik.
Mengukur Resistor |
- Baca hasil pengukuran di papan skala AVOmeter
- Ohmmeter juga dapat digunakan untuk mengecek putus atau tidaknya kabel listrik, caranya satukan kedua probe merah dan hitam.
- Jika jarum penunjuk di papan skala bergerak maka kabel masih tersambung tidak ada putus didalam dan sebaliknya. Cara ini digunakan jika di AVOmeter tidak terdapat "BUZZ".