Fungsi CKP Sensor (Crankshaft Position Sensor) Dan Cara Kerjanya - Crankshaft Position Sensor / CKP Sensor atau juga dikenal dengan nama sensor poros engkol, selain itu penyebutan sensor CPK juga dikenal sebagai sensor NE. CKP Sensor berbeda dengan CMP Sensor, CKP Sensor (Crankshaft Position Sensor) merupakan salah satu sensor yang mempunyai peran vital pada mesin mobil yang sudah menggunakan sistem bahan bakar injeksi / EFI (Electronic Fuel Injection).
Bentuk Dan Posisi Letak Crankshaft Position Sensor (CKP Sensor) |
Bentuk crankshaft position sensor mirip seperti sensor poros camshaft. Namun material yang digunakan lebih keras, ini karena lokasi CKP Sensor yang berada pada area mesin yang sangat panas.
Terdapat sebuah seal oli (O Ring) yang mana ini dianjurkan untuk diganti setelah melakukan pembokaran. Jika ini diabaikan, kemungkinan oli pada mersin akan merembes melalui celah ini. Selain itu, agar sensor ini tidak mudah lepas, terdapat lubang baut 10 untuk mengencangkannya.
Lokasi crankshaft position sensor pada mesin berbeda - beda, tergantung dari jenis kendaraan yang Anda miliki. Tetapi secara umum CKP Sensor terkadang dipasang pada salah satu lokasi dibawah ini.
- 1. Bagian depan mesin (tepat berada di area depan poros engkol)
- 2. Bagian belakang mesin (tepat berada diatas flywheel)
- 3. Bagian samping kanan mesin (tepat berada diatas motor stater)
Jadi untuk mengetahui lebih jelas lokasi CKP sensor, maka lihatlah lokasi - lokasi sensor pada buku perbaikan mesin mobil Anda.
Fungsi CKP Sensor (Crankshaft Position Sensor)
Fungsi Crankshaft Position Sensor (CKP Sensor) bukan hanya satu melainkan memiliki beberapa tiga fungsi penting. Berikut tiga fungsi utama Crankshaft Position Sensor :
1. Pembacaan Sudut Posisi Poros Engkol
Fungsi crankshaft position sensor yang pertama adalah mendeteksi sudut poros engkol. Seperti mengetahui posisi piston setiap silinder. Data inilah yang nantinya dikirim oleh CKP Sensor ke ECU untuk mengetahui piston yang berada di Titik Mati Bawah Dan Titik Mati atas pada setiap selinder.
2. Menentukan Waktu Pengapian Dan Penginjeksian Bahan Bakar
Fungsi crankshaft position sensor (CKP Sensor) yang kedua adalah sebagai penentu waktu pengapian dan penginjeksian bahan bakar pada setiap silinder sesuai dengan firering order (urutan pengapian). Setelah ECU mengetahui setiap posisi piston pada setiap silinder, maka ECU pun mengirimkan sinyal ke injektor untuk menyemprotkan bahan bakar dan coil untuk memercikan bunga api.
3. Mendeteksi Putaran Mesin (RPM)
Tacho meter yang terdapat di panel instrumen yang berfungsi mengukur putaran mesin datanya diperoleh dari sensor CKPS. Round Per Minutes (RPM) pada mesin ini juga berpengaruh terdahap sistem yang lain.
Seperti mobil yang sudah menggunakan teknologi VVT-I, maka kerja VVT-I akan tidak maksimal jika sensor CKP Sensor rusak. Bukan hanya itu, teknologi Anti Lock Brake System (ABS) juga menggunakan data RPM agar bekerja dengan baik. Jadi, tidak heran jika CKP Sensor rusak maka sistem - sistem yang lain pada mobil pasti juga akan mengalami masalah.
Cara Kerja Crankshaft Position Sensor (CKPSensor)
Secara umum cara kerja crankshaft position sensor (CKP Sensor) hampir sama seperti cara kerja camshaft position sensor (CMP Sensor). Tetapi sedikit yang membedakan bahwa pada piringan rotor poros engkol memiliki jumlah gigi yang lebih banyak yaitu 34 yang ditempatkan setiap 10 derajat Crank Angle (CA) dan ditambah dua gigi yang hilang untuk mendeteksi Titik Mati Atas (Top Dead Centre ) yang diletakkan disekitar diameter luar rotor.
Oleh karena itu, 34 gelombang AC dikeluarkan dari sensor untuk setiap putaran poros engkol. Gelombang AC ini dikonversi menjadi bentuk gelombang persegi panjang oleh sirkuit pembentukan gelombang di dalam ECU mesin, dan digunakan untuk menghitung posisi poros engkol, TDC, dan kecepatan putaran mesin.
Jenis - Jenis Crankshaft Position Sensor
Dari mekanisme type kerjanya, crankshaft position sensor (CKP Sensor) terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Type Inductive / Variable Reluctance Sensor
Pada tipe ini tegangan yang dihasilkan adalah tegangan bolak - balik (AC) rendah. Naik dan turunnya tegangan ini sangat dipengaruhi oleh kecepatan putaran pada piringan rotor. Tegangan yang diperoleh murni berasal dari gaya induksi magnet yang terjadi pada pick up coil sensor tersebut ketika rotor berputar.
Tegangan variatif inilah dikirim oleh CKPS ke ECU dan dengan mudah ECU mengetahui kondisi putaran mesin dari jumlah tegangan yang dikirim. Semakin cepat putaran mesin maka tegangan induksi yang terjadi semakin besar, sebaliknya semakin lamat putaran mesin maka semakin kecil pula tegangan induksi yang dihasilkan. Rata - rata tegangan yang dihasilkan berkisar 1 sampai 2 volt.
2. Type Hall Effect Sensor
Pada CKP sensor tipe hall effect tidak menggunakan magnet permanen. Sehingga ini tidak terpengaruh oleh perubahan medan magnet. Pada jenis ini, telah terpasang perangkat yang mampu merubah tegangan tergantung kecepatan putaran mesin. Nilai tegangan yang dihasilkan juga tetap (tidak variatif), hanya frekuensinya saja yang berbeda - beda.
Umumnya CKP sensor type hall effect menggunakan tiga kabel. Hal ini dikarenakan sensor jenis ini membutuhkan tegangan input 5 Volt agar dapat bekerja. Tiga terminal yang digunakan yaitu tegangan input (VC +) ground atau massa (VC -), dan tegangan output. Selain itu, crankshaft position sensor tipe hall effect membutuhkan amplifier untuk memperkuat sinyal tegangan yang dihasilkan.