Macam - Macam EFI Berdasarkan Lokasi Injektor
1. TBI (Throttle Body Injection) / SPI (Single Point Injection)
TBI (Throttle Body Injection) Atau SPI (Single Point Injection) |
Pada sistem injeksi tipe TBI (Throttle Body Injection) injektor berada di throttle body / venturi dengan jumlah injektor satu. Sehingga pada mesin yang memiliki 4 silinder menggunakan tipe TBI maka pada mesin tersebut hanya terdapat 1 injektor yang digunakan untuk melayani ke 4 silinder.
Khusus untuk dua barrel intake manifold mesin V6 atau V8 menggunakan dua injector untuk menginjeksikan bahan bakar melalui bagian atas throttle plate. Pada tipe injeksi ini, bahan bakar diinjeksikan melalui celah antara throttle plate dan dinding intake manifold, sehingga bentuknya konfigurasinya adalah kerucut.
TBI mempunyai beberapa keunggulan yang sama yang dimiliki oleh sistem MPI. Yaitu sistem TBI mengukur jumlah bahan bakar berdasarkan waktu bukaan injector opening atau frekwensi penginjeksian, untuk mempermudah kontrol komputer dan menyediakan ukuran bahan bakar yang akurat.
Sebagai tambahan, sistem ini mempunyai keunggulan dalam hal istalasi, kontrol looping tertutup, lebih mudah didiagnosa dan diperbaiki, serta mempunyai karakter pengukuran skala kecil saat idling dengan satu titik penginjeksian.
Sistem TBI juga mempunyai kelemahan yang sama yang dimiliki oleh sistem karburator. Yaitu, ada ketidak samaan distribusi diantara cylinders, dan suplai bahan bakar bisa terlambat.
Pada sistem ini jika range aktif injector meningkat dan tekanan bahan bakarnya rendah ketika proses warming-up, maka bisa menurunkan performa. Keunggulan sistem TBI / SPI ini dibandingkan dengan sistem karburator adalah dalam hal performa dan kontrol emisi.
2. MPI (Multi Point Injection)
MPI (Multi Point Injection) |
Dengan menggunakan beberapa sensor, MPI system secara kontinyu mengukur kondisi mesin, dan menghitung kwantitas bahan bakar secara tepat mengandalkan ECU yang ukurannya sudah diset sebelumnya, sehingga jumlah suplai menjadi optimal. Karena itulah output mesin, momen mesin, emisi, pamakaian bahan bakar dan kemampuan kendaraan bisa diberikan sesuai dengan rancangan kebutuhan mesin.
Kwantitas bahan bakar yang telah dikalkulasi tersebut secara langsung akan disemprotkan ke intake valve mesin, dan hanya udara saja yang melewati intake manifold, sehingga dapat meningkatkan fleksibilitas. Injektor dipasang pada manifold mengarah ke katup masuk, jumlah injektor sejumlah banyaknya silinder pada mesin tersebut.
MPI System mempunyai beberapa keunggulan dibanding dengan sistem karburator, dan sudah dipakai sejak tahun 1980, adapun keunggulannya adalah sebagai berikut ;
- Hitungan kwantitas bahan bakar sangat akurat baik dalam kondisi stabil maupun tidak (akselerasi meningkat, proses pemanasan mesin lebih baik, dst)
- Selama proses penyaluran bahan bakar di intake manifold, tidak ada sisa bahan bakar yang menempel di dinding bagian dalam intake manifold.
- Distribusi bahan bakar pada saat beban kosong akurat
- Desain intake manifold bisa lebih fleksibel
- Penggunaan kontrol loop lambda menjadi simpel dan efektif
- Emsisi rendah
- Lebih mudah didiagnosa dan diperbaiki
Keunggulan-keunggulan diatas bisa meningkatkan beberapa variabel yang ada pada mesin dan tentunya juga peningkatan output yang tinggi. Tetapi apabila penyetelan untuk idling kurang baik, maka bisa berakibat menjadi suatu kelemahan.
3.GDI (Gasoline Direct Injection)
GDI (Gasoline Direct Injection) |
Pada sistem injeksi ini letak injektor berada di kepala silinder, injektor secara langsung akan menyemprotkan bahan bakar ke ruang bakar. Jumlah injektor pada sistem injeksi GDI sama pada sistem MPI yaitu jumlah injektor sebanyak jumlah silinder pada mesin.
Contoh, jika suatu mesin injeksi memiliki 4 silinder dan mesin tersebut menggunakan sistem injeksi GDI maka jumlah injektornya berjumlah 4 buah dan masing-masing injektor tersebut dipasang pada masing-masing silinder.
Macam - Macam EFI Berdasarkan Teknologi Kontrol
1. K Jetronic
K Jetronic
|
Pada mesin injeksi EFI tipe K Jetronic pengontrolan penginjeksian pada tipe ini dilakukan secara mekanik, yang artinya bahwa pada sistem K Jetronic ini pengontrolan penginjeksiannya belum dilakukan secara elektronik. Pengontrolan injeksi bahan bakar dilakukan berdasarkan dari tekanan udara yang masuk melalui intake manifold.
Untuk mengukur tekanan udara yang masuk maka menggunakan pengukur udara. Pengukur udara mekanis pada sistem ini berfungsi untuk mendeteksi banyaknya udara yang diisap mesin melalui mekanisme khusus. Penyesuaian penginjeksian pada setiap saluran dapat ditakar dan penginjeksian bahan bakar pada tipe K Jetronic ini dapat dilakukan secara kontinyu atau terus menerus.
Cara Kerja K Jetronic :
- Bahan bakar dari tangki bahan bakar akan dipompakan oleh fuel pum (pompa bahan bakar) menuju ke ruang distributor bahan bakar.
- Tekanan bahan bakar pada injektor berkisar antara 2 - 3 bar. Dengan tekanan kisaran 2 - 3 bar tersebut maka akan mampu membuka katup jarum di dalam injektor sehingga bahan bakar dapat diinjeksikan ke dalam saluran masuk (intake manifold) secara kontinyu.
2. D Jetronic
D Jetronic
|
MAP sensor ini akan mengirimkan signal berdasarkan kevakuman yang ada di dalam intake manifold ke ECU. Kemudian dari data yang dikirim oleh MAP sensor ini maka ECU akan mengontrol berapa lama durasi dari penginjeksian dari injektor. Namun karena tekanan dan jumlah udara di dalam intake manifold tidak dalam konvensi yang pas, maka system D Jetronic kurang akurat jika dibandingkan dengan system L Jetronic.
3. L Jetronic
L Jetronic |
Pada L Jetronic kontrol injeksi dilakukan secara elektronik dengan sensor utama Air Flow Meter untuk mengukur jumlah udara yang masuk ke dalam silinder. L Jetronic menggunakan sensor utama antara lain Air Flow Meter atau MAF (Mass Air Flow) sensor ini memiliki fungsi untuk mengukur dan mendeteksi jumlah udara yang masuk ke dalam saluran intake manifold.
Air Flow Meter ini akan mengirimkan signal berdasarkan jumlah udara yang masuk ke dalam intake manifold ke ECU. Kemudian dari data yang dikirim oleh Air Flow Meter ini maka ECU akan mengontrol berapa lama durasi dari penginjeksian dari injektor.
4. Motronic / EMS (Electronic Management System)
Kontrol injeksi dilakukan dan kontrol sistem lain dilakukan secara terintergrasi dari berbagai sersor yang ada sehingga diperoleh kerja sistem yang lebih optimal.