Sistem Pengapian DIS (Direct Ignition System) Dan Tipe- Tipenya

Sistem Pengapian DIS (Direct Ignition System) Dan Tipe- Tipenya - Direct ignition system (DIS) adalah sistem pengapian langsung yang banyak diterapkan pada mobil modern. Direct ignition system merupakan salah satu sistem pengapian elektronik yang tidak lagi menggunakan distributor. Tegangan tinggi dibangkitkan dalam rangkaian sekunder dan digunakan secara langsung untuk busi.

Direct ignition system ini mirip dengan sistem pengapian DLI (Distributor-less Ignition system) atau sistem pengapian tanpa distributor. Tetapi sitem pengapian DIS jauh lebih baik karena integrasi yang dikembangkan antara igniter dan ignition coilnya. Pada sistem pengapina direct ignition system, igniton coil (koil pengapian) dan igniter modul dibuat menjadi satu.

Prinsip kerja yang digunakan pada pengapian tipe direct ignition sistem ini pada dasarnya menyerupai prinsip kerja sistem pengapian konvensional, tetapi memiliki cara yang berbeda untuk menghasilkan percikan bunga api di busi (ignition spark)

Jika pada sistem pengapian konvensional, pemutusan arus dilakukan oleh contact point (platina) pada sudut tertentu, maka pada sistem pengapian direct ignition system ini, pemutusan arus dilakukan oleh igniter modul yang ditanam dan dijadikan satu dalam ignition coil (coil) atas perintah Engine Control Unit (ECU) berdasarkan data dari beberapa sensor.

Adapun karakteristik  Direct ignition system adalah sebagai berikut :
  • 1. Ignition coil dan igniter tidak membuat kebocoran arus.
  • 2. Tidak  ada energi tegangan tinggi yang hilang.
  • 3. Tidak ada batasan sudut pengambilan pengapian.
  • 4. Meskipun output tegangan tingginya berkurang, energi yang dikeluarkan tidak berkurang.
  • 5. Ketahanannya cukup baik.
  • 6. Karena tidak ada interupsi gelombang electromagnetic, maka tidak berpengaruh terhadap alat elektro lainnya.

Tipe - Tipe Sistem Pengapian DIS (Direct Ignition System)


Sistem pengapian DIS (direct  ignition system) dibedakan menjadi 2 tipe, yaitu :

1. Simultaneous Ignition (Tipe Pengapian Serentak) 


 Tipe simultaneous ignition

Pada sistem ini distribusi tegangan tingginya ke dua silinder dengan satu koil pengapian. pada saat silinder ke satu dan ke empat diberi pengapian dalam waktu yang bersamaan, maka pada saat silinder pertama berada di posisi Top Dead Center (TDC) atau Titik Mati Atas (TMA), loncatan bunga api busi terjadi pada silinder pertama, sementara busi ke empat membuat kesalalahan pelepasan (discharging) karena busi ke empat berada dalam langkah buang.

Untuk mengatur waktu pengapian, komputer menerima sinyal dari bermacam sensor mengenai kondisi kemudian membandingkannya dan dengan data acuan yang ada pada komputer untuk membuat waktu pengapian yang pas. Setelah itu, mengirim hasilnya ke kedua power transistor. Arus primer yang mengalir ke kedua koil pengapian diputus.

Tegangan tinggi yang di induksikan ke second coil dari arus yang diputus disalurkan ke dengan urutan pengapian 1(4)-3(2)-4(1)-2(3) untuk membakar campuran bahan bakar udara di dalam silinder (nomor dalam tanda kurung adalah silinder yang diberi pengapian secara serentak).

Ketika silinder pertama berada di posisi langkah kompresi, silinder keempat berada di posisi langkah buang, dan sebaliknya jika silinder keempat berada di posisi langkah kompresi, maka silinder pertama akan berada di langkah buang. 

2. Independent Ignition

Tipe independent ignition

Pada model ini setiap silinder dinyalakan oleh satu koil pengapian. Tegangan tinggi dibangkitkan dalam rangkaian sekunder dan digunakan secara langsung untuk busi. proses pengapian makin akurat, Ruang bakar makin bersih dari tumpukan karbon karena pembakaran makin sempurna.

Pada tipe independent ignition dapat mengurangi energi yang hilang pada area tegangan tinggi dan meningkatkan kemampuan pengapian. Pada saat yang sama, ia dapat meminimalisir gangguan elektromagnetik  karena titik-titik kontak tidak lagi digunakan pada area tegangan tinggi. Kontrol waktu pengapian dilakukan melalui penggunaan ESA (Electronic Spark Advance). 

Mesin ECU (Electronic Control Unit), yang menerima sinyal dari beragam sensor, menghitung waktu pengapian dan mengirimkan sinyal pengapian ke igniter. Waktu pengapian  dihitung secara terus menerus sesuai dengan kondisi mesin.

Dibandingkan kontrol mekanik waktu pengapian pada sistem konvensional, metode kontrol dengan ESA memberikan presisi yang lebih baik, dan kebebasan untuk menetapkan waktu pengapian. Hasilnya, sistem ini memberikan  konsumsi bahan bakar dan daya output yang  lebih baik.

Skema Rangkaian Sistem Pengapian DLI 1 coil melayani 1 Busi

  • Saat kunci kontak On maka arus dari baterai mengalir ke +B coil dan lilitan relay sehingga relay On. Saat relay On listrik mengalir ke +B ECM. Saat ECU mendapat masukan dari sensor G atau sensor camshaft dan sensor NE atau sensor crankshaft, maka ECU akan mengelola data dan mengkonfimasi dengan program saat pengapian, selanjutnya akan mengirim signal IGT atau IG1, IG2,IG3 atau IG4 sesuai dengan posisi sudut engkol dan Firing Order (FO) mesin. Jika mesin memiliki FO : 1-3-4-2 maka urutan signal IG yaitu IG1-IG3-IG4-IG2.
  • Saat sudut menunjukan posisi akhir kompresi silinder 1 maka signal IG1 yang On, signal dideteksi oleh deteksi silinder untuk mengaktifkan transistor (Tr) pada igniter coil 1, saat Tr On maka primer coil berhubungan dengan ground, sehingga terjadi aliran listrik pada primer coil.
  • Saat TrOff maka aliran primer coil 1 terputus, sehingga terjadi induksi tegangan tinggi pada sekunder coil. Tegangan tinggi pada sekunder dialirkan ke electrode tengah busi, perbedaan tegangan electrode tengah dengan electrode massa menyebabkan timbul loncatan api pada celah busi. Demikian seterusnya secara bergantian sesuai FO mesin.